'disini untuk koding ga bisa di copy display:block; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -khtml-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;

.

Pulsa Murah

SEPULUH TAHUN

Sepuluh tahun lamanya, dia menyembunyikan dosanya. Dosa besar yang dia banggakan sebagai kebahagiaan. Dosa besar yang dia anggap sebagai penolong hidupnya.

Sepuluh tahun lamanya, dia berada di dalam lingkaran godaan dunia. Dia menari bahagia dibalik tipu daya sang iblis. Dia bertahan dengan seseorang yang disebutnya pasangnan hidup demi anaknya.

Sepuluh tahun lamanya, dia dan cinta lain  menjalin asmara, membohongi pasangan hidupnya. Alasannya, yang lain lebih indah, membuatnya terlupa dengan ketidak bahagiaan dalam rumah tangga. Sebuah pilihan yang membuatnya menjadi pengkhianat sejati.

Sepuluh tahun lamanya, dia masih dalam kebohongan. Menantang Tuhan tuk memberi bukti nyata kepada dunia akan penkhianatannya. Kebahagiaan dunia adalah utama, tak peduli hati yang tersakiti demi nafsu dan kepuasan diri.

Sebelas tahun lamanya, dia masih berbohong. Dan hari ini semuanya terungkap. Tiada kata yang bisa terucap, mati langkah dalam penghakiman mata kebenaran. Dia berlari dan melompati kenyataan dengan memasuki gerbang api penyesalan.

2 komentar:

MAAFKU

Tuhan yang Maha Cinta
Nenek moyang yang penuh perhatian
Para pendiri negeri yang penuh perjuangan
Aku berada dalam lingkaran kebimbangan 
Mengelilingiku tiada celah
Aku ingin memilih
Aku ingin berpartisipasi atas kesetiannku dalam demokrasi
Namun aliran waktu membuka gerbang hati
yang t'lah lama terkunci dalam diam
Aku tak mengerti,
mengapa ribuan anak negeri menjadi pengumbar janji 
Menghadirkan ilusi lisan tiada batas 
Mendendang lagu indah masa depan 
Laiknya para malaikat yang tahu akan surga
Namun kosong dan hampa terus terasa
Haruskah aku percaya
Haruskah aku memuja
Saat nyata tiada terasa 
Saat hati ini telah lelah
Indahnya angin janji yang bertiup
Sirna dan tak tersisa oleh tangisan negeri
Maafku yang tak bermaksud menghujat
Maafku yang tak ingin mencela
Namun jeritan hati tak bisa lagi sembunyi  
Mengapa tak ada lagi cinta saudara di negeri ini 
Persaudaraan saat derita tlah hilang 
Terhapus hasrat saat senang
Aku slalu bertanya dalam hati
Dan harusnya juga mereka
Apakah kita pondasi,
ataukah pelebur negeri

0 komentar: