'disini untuk koding ga bisa di copy display:block; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -khtml-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;

.

Pulsa Murah

Dalam Gelap

Toptenz
Entah bagaimana caranya, aku bisa berada di tempat gelap ini. Secara logika pun tidak mungkin. Seingatku tadi aku pulang dari sekolah, tetapi sekarang aku ada di tempat yang tidak dikenal. “Dimana ini? Ya Allah, apakah dunia sudah kiamat?” aku bertanya-tanya dalam hati.

Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kenapa di tempai ini gelap. Sangat gelap. Semua sudut berujung dengan kegelapan. Tampak sekelebat bayangan mencoba muncul. Aku sangat ketakutan dan mencoba berlari. Tetapi sayang, kembali lagi ke tempat ini.

Ternyata bayangn tadi tidak hanya satu, tetapi banyak. Bayangan-bayangan itu mengeluarkan suara-suara yang sangat menyeramkan dan memekikan telinga. Aku menutup erat kupingku dengan kedua tanganku, berusaha mencegah suara-suara tersebut. Beberapa saat kemudian, suara-suara itu menghilang. Aku sangat ketakutan dan mencoba berlari seperti sebelumnya, sayang,selalu kembali.

Entah sudah berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun aku mengalami hal itu secara berulang. Terkadang, banyak cambuk yang melesat menyambar punggungku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis, meringis, dan meratapi nasibku. “Jika ini mimpi, tolong selamatkanlah hamba, Ya, Allah,” ratapku dalam kesedihan. Aku terus menguatkan hati, bahwa ini mimpi. Ini dunia mimpi. Ini....

Tiba-tiba semua bayangan yang selalu menakutiku dan cambuk-cambuk yang selalu menyiksaku menghilang. Aku senang, tetapi juga heran. “Kemana mereka?” pikirku sejenak. Aku mencoba berteriak memastikan keadaan. Lagi. Dan lagi. Akhirnya teriakanku yang ketiga memunculkan salah satu sosok bayangan. Aku terkejut dan jantungku berdebar kencang. Tubuhku tidak bisa berhenti bergetar karena takut.

“Hai kamu. Diamlah! Nikmatilah istirahatmu selama satu bulan, karena bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Setelah itu, siksaan akan kembali padamu sampai datangnya hari kebangkitan.” 

Setelah mendengar perkataan bayangan itu, kepalaku memunculkan ingatan-ingatan samar. “Ini mimpi! Ini mimpi! Ini pasti mimpi! Aku belum mati! Aku masih hidup, tolong ibu!”  aku berteriak sejadi-jadinya sembari memegang erat kepala dengan kedua tanganku.

Semakin kumenolak ingatan-ingatan itu, semakin sakit kepalaku, karena semakin jelas di kepalaku. Aku berlari kesegala penjuru arah tempat itu seperti orang gila. Akhirnya, tubuhku terkulai lemas dan terjatuh lunglai. Tetesan air mata mengalir deras dari kedua mataku. “Aku sudah mati!” Kini, hanya aku dan penyesalanku yang mengendarai motor sembari mabuk. Menanti, dalam gelap.

by: Syams-X

4 komentar:

  1. wahahah ada juga yang nyambuk ente wkwkwkwk
    sip deh bhro, semangat2 smoga sukses ya

    salam kreatif
    mrbedel oyee

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk..itu bukan gw, si Aku aja tokohnya.

      Hapus
  2. masa lalu di lorong hitam :D
    SUKSES kak syam :D

    BalasHapus