'disini untuk koding ga bisa di copy display:block; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -khtml-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;

.

Pulsa Murah

NEVRAMIN! Bebaskan Aku dari Rasa Takut Kesemutan dan Kaku


Apa kabar teman-teman. Bertemu lagi dengan tulisan Syams yang melegenda hehe…. Gimana aktivitas kalian di bulan suci Ramadhan kali ini, pada lancar kan? Semoga lancar semuanya, ya. 

Kali ini, Syams muncul mau cerita berunsur curhat mengenai rasa takut saat aktivitas dan solusinya. Bukan untuk pamer, ya, tapi untuk berbagi hehe. Karena terkadang sebuah solusi bisa didapatkan dari pengalaman orang lain. Bener, ga? 

Mendekati bulan suci Ramadhan, Syams sedikit ketakutan. Apa karena takut ga kuat menahan lapar dan haus? Atau takut telat bangun sahur? Bukan keduanya. Tapi, takut aktivitas Ramadhan diganggu oleh kesemutan dan kaku. Mengapa? Ko bisa setakut itu? Ini ceritanya.

Kalau ada undangan acara selawatan atau do’a bersama, Syams selalu pura-pura sibuk, dan selalu muncul di akhir acara, alias muncul pas makan atau pembagian bingkisan hehe. Untungnya tidak di bilang sang pengincar makan doang, tapi ga tau juga sih dalam hati orang-orang hehe. Jangan ditiru, ya.

Semua hal tersebut Syams lakukan bukan karena malas atau hanya mengincar bingkisan dan makanan di akhir acara hehe. Tapi takut kesemutan ketika duduk bersila! Beneran. Pasti banyak yang pernah mengalaminya juga, kan. Ayo ngaku hehehe.

Pernah dalam sebuah acara do’a bersama menjadi perhatian semua orang, karena sedang khusyu berdo’a, Syams berkali-kali meluruskan kaki sambil mengerang. Luarbiasanya, dapat tambahan bonus di akhir acara, yaitu terjatuh di depan tuan rumah ketika ingin bersalaman karena memaksakan kaki yang kesemutan melangkah. Konyol banget, kan. 

Yang paling sering di lihat orang adalah saat shalat jum’at, karena ga mungkin kan datang di saat shalat berakhir hehe. Untuk bangun setelah duduk bersila dan bertahan agar badan tidak timpang sungguh perjuangan berat. Banget! Walau mencoba terlihat tegap, tetap saja terlihat kaki bergetar seperti robot yang baru bisa bergerak, dan terkadang hampir terjatuh hehe.

Ada yang lebih sering bikin malu, yaitu pas mengetik. Usaha Syams adalah multipayment dan ticketing, maka mengetik adalah aktivitas utama dan wajib untuk dilakukan. Dan saat itulah rasa kaku melancarkan serangannya. Ketika pelanggan banyak dan  pengisian data harus cepat, saat itulah waktunya memijit-mijit tangan dan meminta maaf ke pelanggan. Haduuhhh…. Ketika harus cepat, malah terhenti karena kaku. 


Kisah-kisah menyedihkan diatas adalah sebagian dari puluhan kisah menyedihkan lainnya yang pernah Syams alami ahaha…. Berkat kesemutan dan kaku, sebagian teman menjuluki si beku. Pokoknya sehabis duduk bersila, jongkok, duduk di kursi dengan siku kaki sedikit menekuk atau banyak mengetik, maka kesemutan dan kaku akan datang tanpa di undang dan pergi setelah mengerang-erang hehe. Dimananpun. Kapan-pun. Hari-hari ga enak selalu hadir!

Itu dia alasan takut sama si kesemutan dan kaku. Coba bayangkan , aktivitas hari biasa aja sudah sering terganggu. Apalagi ketika di bulan suci Ramadhan. Aktivitas sehari-hari plus keagamaan yang pastinya banyak melakukan duduk bersila pasti dijalani. Bingung! Karena Syams ingin semuanya berjalan lancar tanpa gangguan.

Alhamdulillah…! Sang penolong datang di waktu yang tepat, yaitu NEVRAMIN. Dia hadir lewat saran seorang sahabat. Warna orange-nya yang menarik dan rasanya yang manis saat menyentuh lidah menjadi nilai tambah tersendiri. Berkat NEVRAMIN, kesemutan dan rasa kaku tak lagi menghantui semua aktivitas di bulan suci. 


NEVRAMIN? Apaan tuh Syams? Dia adalah NEUROVITAMIN yang mengandung Fursultiamin (vitamin B1 aktif) 50 mg yang lebih cepat bekerja dalam tubuh, plus B6 100 mg dan B12 500 mcg yang berguna untuk mengatur metabolisme dalam saraf agar produktivitas tubuh tetap terjaga dan terhindar dari 5K, kaku, kram, kesemutan, kebas, mata kedutan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Keren, kan.

Dengan kehebatannya, Fursultiamin mampu bekerja dengan cepat dalam proses metabolisme dalam tubuh. Kok bisa? Karena mempunyai kemampuan lebih cepat di serap dan lebih lama di tubuh. Dan dengan adanya B6 dan B12, maka produktivitas tubuh terus terjaga dengan baik, jadi aktivitas bisa lancar terus tanpa takut terkena si 5K.


Ada sms pertanyaan yang masuk (ceritanya) hehe. “Maksudnya bagaimana sih Syams? Masih belum mengerti dengan penjelasan dunia kesehatan seperti diatas. Ingin yang lebih sederhana agar bisa dimengerti semua orang.”

Sederhananya seperti ini. Tubuh kita membutuhkan energi untuk berkativitas sehari-hari, dan energi itu didapatkan oleh sebuah proses produksi dalam tubuh. Misalnya, proses konversi karbohidrat yang terkandung dalam makanan kita. Jika proses itu lambat atau terganggu maka tubuhku kitapun akan mengalami gangguan. Nah. NEVRAMIN (NeuroVitamin) hadir untuk melancarkan dan mengatur sedemikian rupa proses tersebut sehingga produktivitas tubuh tetap terjaga dengan baik. Hasilnya adalah kelancaran kita beraktivitas tanpa takut gangguan 5K (kaku, kram, kesemutan, kebas, mata kedutan).

Hasil yang diberikan NEVRAMIN sungguh luar biasa, karena Syams bisa merasakan perbedaan antara sebelum dan sesudah mengkonsumsinya. Tadinya 5K  selalu merongrong, kini 5L yang menemani, yaitu Lancar, Lepas, Leluasa, Lentur dan Langgeng. Hari-hari jadi enak, dan tentu saja kamu-pun bisa merasakannya. Iya, kamu. Kamu yang yang lagi baca tulisan ini sambil memijit-mijit tangannya karena kaku hehe….

Pokoknya, NEVRAMIN itu selalu bisa ENAKIN HARIKU, ENAKIN HARIMU dan pastinya ENAKIN HARI SEMUA ORANG! Coba. Rasakan. Dan nikmati manfaatnya.


Itulah dia cerita berunsur curhat dari Syams, semoga bermanfaat untuk teman-teman. Salam sukses, dan semoga dilancarkan semua aktivitasnya. 5K? Siapa takut!

http://www.enakinharimu.com/blogcompetition

Referensi :
http://nevramin.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin

2 komentar:

Dari Mata Sang Pengemis

Di suatu tempat menunggu angkot.

Entah dimana gadis itu berkuliah. Gayanya yang tomboy. Rambut panjang yang terikat. Earphone putih yang tak pernah mau lepas dari telinga. Seperti hari-hari sebelumnya, dia pasti mengomel jika angkot yang dia naiki masih saja ngetem. Pada akhirnya, dia di jemput sahabatnya. Mungkin dari 100 angkot, hanya 3 angkot yang berhasil membawanya.

Si hijab hitam. Itu adalah panggilan yang pas untuk gadis yang satu ini. Apapun pakaiannya, pasti hijabnya berwarna hitam. Terlihat modis dan selalu menjaga kecantikannya dengan baik. Kalau berjalan pasti terburu-buru. Sayang, aku tak bisa menebak apa pekerjaannya.

Dia selalu muncul paling pagi. Tak mengenal hari libur. Dia bekerja di sebuah toko karena pernah kudengar dia berkata kepada seorang ibu. Tapi toko apa, ya? Biasanya sebuah toko bukanya paling pagi pukul 8. Sungguh gadis yang rajin.

Dari seragam yang dia kenakan, pasti perempuan yang satu ini bekerja di sebuah perusahaan yang berhubungan dengan dunia otomotif. Tatapannya yang tajam jelas terlihat saat kuhampiri. Dia pasti orang yang sangat teliti. Pekerja keras adalah kepastian, karena terlihat ketegasan dan ketika berjalan tidak pernah teralihkan oleh keadaan sekitar. Fokus sampai dia bisa masuk ke dalam sebuah angkot.

Si santai selalu mengeluh. Entah apa yang dipikirkan pemuda yang satu ini. Selalu terlambat. Ketika angkot-angkot sudah jarang kemunculannya, dia tiba. Selalu terlihat kesal dan mengeluh karena hampir setiap hari menunggu angkot 1 sampai 2 jam lamanya. 

***

Ada apa dengan pengemis yang satu ini. Kalau sudah menatap kearahku, pasti lama banget. Mau kasih uang juga pikir dua kali dulu. Ilfill juga di lihatin melulu, udah gitu angkotnya lama banget, mending minta di jemput temen aja daripada lama-lama dilihatin. Serem!

Lagi…lagi, dan lagi pengemis itu melihatku tajam. Hampir setiap hari dia melakukannya. Lebih baik kupercepat jalanku agar bisa segera masuk ke angkot. Kalau melihat tatapannya, risih dan takut bercampur dalam hatiku. Niat mau ngasih uangpun jadi luntur.

Sebenarnya aku kasihan juga lihat pengemis yang satu ini. Entah jam berapa dia datang ke tempat perhentian angkot. Tapi…, cara dia melihat ke arahku sungguh aneh. Sebaiknya aku ga ngasih uang, takut penguntit yang menyamar.

Pasti tidak akan ada yang mau ngasih uang ke pengemis yang satu ini. Mencurigakan. Lihatin terus, dan terkadang menghampiri. Walau sudah sering kupelototi, masih saja sering lihatin. Lebih baik aku berjalan terus menuju angkot tanpa perlu melihat kearahnya. Hati akan merasa tenang kalau sudah ada di dalam angkot.

Arrgghhh…! Tidak masalah kalau angkot yang kutunggu lama, karena aku tidak sedang terburu-buru. Tapi kelakukan pengemis itu sungguh mengesalkan. Apa maksudnya dengan melihatku seperti itu, seolah sedang mengamati penjahat saja. Ingin rasanya kupukul wajahnya. Semoga tidak ada yang mau ngasih uang padanya.

SYAMS-X 23/06/15

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh,
tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan
tidak ada unsur kesengajaan.

0 komentar:

BAYANGAN


Dua minggu sudah aku berada di kamar hotel ini. Keluar-pun hanya untuk mencari makan dan menghirup udara segar, kemudian segera kembali. Bukannya tidak mau, tetapi belum saatnya bagiku mendapatkan informasi di luar sebelum data aktifitas sasaran kudapatkan. Dengan teropong canggih yang selalu menemani, aku bagaikan laki-laki psycho yang suka menguntit dan ingin tahu rahasia orang, tapi itulah tugasku.

Yang kulakukan hanya mengarahkan kedua mata berbinarnya, sementara jariku bergerak mencatat data yang dibutuhkan untuk menopang aksiku nanti. Untuk tugas kali ini sedikit berbeda dari biasanya, karena baru pertama kali yang kuintai adalah seorang wanita cantik. Dia adalah seorang reporter sekaligus wanita simpanan seorang jendral besar di Negara yang sedang kukunjungi ini.

Mungkin, jika ini sebuah film, aku akan jatuh cinta dan meresikokan tugas demi dia. Sebagai pria normal, aku memang menyukainya, tapi sebagai sebuah kenyataan, aku akan melenyapkannya. Dan saat ini aku berada kenyataan itu.

Aku yakin banyak orang yang lebih memihak wanita itu daripada aku jika mereka mengetahui apa yang akan kulakukan padanya. Demi cintanya pada sang jendral dia rela membahayakan hidupnya dengan menjadi salah satu orang kepercayaan. Si tampan bersenyum manis itu memang hebat membuat wanita-wanita simpanannya menjadi gudang informasi.

Seperti halnya wanita itu, akupun juga begitu. Demi cinta kepada tanah air yang jaraknya ribuan kilometer dari sini, aku rela mati. Lagu Queen, Too much love will kill you sepertinya sangat cocok untuk kami berdua. Sebagai seorang agen mata-mata, cintaku sangat berlebihan, dan itu wajib dimiliki oleh semua agen. Jika cinta seorang agen tidak berlebihan, maka aku tak berguna.

Aku tidak peduli jika ribuan bahkan jutaan manusia membenciku karena tak bernurani. Aku tidak peduli jika harus mati di tempat tidak diketahui orang lain sekalipun. Aku tidak peduli jika neraka adalah persinggahanku berikutnya setelah dunia ini. Yang aku tahu, pengabdianku untuk negeri sampai mati.

Jika melenyapkan 1 bisa menyelamatkan 10, mengapa tidak. Filosofiku selalu, dan akan selalu begitu. Terlihat bajingan tapi itu adalah kenyataan. Terkadang dibenci lebih menyenangkan daripada di sukai tapi tak punya rasa cinta.

***

Nada sms hp ku berbunyi. Kubaca 9 pesan dari rekan-rekanku, dan itu berarti aku orang terakhir yang belum mendapatkan informasi apapun. Wanita yang satu ini sangat tangguh walau dia hidup dalam kebohongan.

Kesabaranku menanyainya sudah usai. Kepalan dan telapak tanganku-pun sudah lelah mencumbuinya. Mungkin dia memang tidak tahu apa-apa, tetapi sudah saatnya senjata pamungkasku keluar. Sebuah senjata dahsyat dari mulut berbisaku, yaitu kenyataan. Semua itu untuk mengungkapakan semua hal yang datang dari kekasihnya, apapaun itu.

Dia adalah wanita simpanan ke sepuluh. Dan satu lagi, sebuah fakta bahwa aku tahu dimana ibu dan adik-adiknya tinggal membuat semua ini menjadi mudah. Rahasia yang kuinginkan muncul sendirinya. Sangat menyedihkan, karena dia tidak tahu jika cincin berlian yang diberikan kekasihnya berisi sebuah kode.

Sebagai penghormatan atas kejujurannya, kuijinkan dia menelepon ibu tercinta dan kehormatan menarik sendiri pelatuk pistolku. Sorot matanya yang tak ragu menarik pelatuk menunjukan dia sudah tidak ingin lagi berada dalam kenyataan hidup saat ini. Aku berlalu pergi dengan sebuah jaminan. Keselamatan bagi keluarganya.

***

Esoknya. Pemberitaan mengenai tewasnya 10 wanita cantik menjadi misteri besar bagi kepolisian di Negara ini. Tapi tidak untuk sang Jendral, karena hal itu adalah pesan kematian, dia dan rahasianya. Walau aku adalah salah satu pembunuh yang bertanggung jawab tetapi kenyataan mereka dijadikan brankas hidup membuat si jendral adalah pelaku sebenarnya.

Sebelum membereskan tugas, aku pergi kerumah keluarga wanita itu. Sebuah surat yang hanya berisi sedikit kata-kata kutinggalkan tepat di depan pintunya. Ketika ku melangkah pergi, sejenak rasanya ku ingin kembali dan mengambilnya lagi. Keberadaan surat itu membuatku merasa menyeret diri sendiri kedalam sebuah kisah film. Aku bodoh!

***

Tepat tengah malam, sebuah gedung perbelanjaan porak-poranda di lahap ledakan bom dahsyat. Mengetahui hal itu, aku yang sedang duduk nyaman di dalam sebuah limo mewah mendapatkan kelegaan. Tempat belanja sekaligus pusat riset rahasia dari rudal antar benua yang nantinya akan digunakan untuk menghancurkan negaraku telah lenyap.

Beberapa saat kemudian sms yang berisi kata “Beres” pun datang. Setelah terbaca, dengan mantap kutatap teman duduku yang sedari tadi terdiam karena ujung pistol memeluk erat perutnya.

“Selamat Jendral. Pusat risetmu hancur. Keluargamu-pun telah berpamitan. Kini, saya persilahkan anda untuk menemui mereka!”

“Door!”
“Door!”
“Door!”

Angka ganjil itu indah, menurutku. Sebagai penghormatan untuk pahlawan Negara ini, kuberikan tanda keindahan itu. Betapapun buruknya reputasi dia di hadapan negaraku, tapi di tanah airnya dia adalah sang pahlawan.

Seorang pahlawan itu adalah cahaya untuk yang dilindunginya dan kegelapan bagi yang dilawannya. Sayang, aku bukanlah pahlawan seperti itu, karena aku hanyalah bayangan. Disana hitam, disini-pun hitam. Bukan prajurit nyata yang akan mendapatkan medali setelah bertempur.

***

Enam bulan kemudian.
Hp cadangan yang telah ku persenjatai anti lacak tiba-tiba berbunyi. Sebuah pesan email dari masa lalu datang menjemput. Kukira hari ini tidak akan pernah datang. Tapi inilah saatnya aku menghapus kebodohanku.

Syams-X 10-5-2015

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh,
tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan
tidak ada unsur kesengajaan.

0 komentar:

Suara Adzan dari Balik Angkasa Raya

Tiga tahun sejak tertangkapnya gelombang suara adzan oleh satelit pencari kehidupan lain, ALEF, Aku dan tim sudah terbiasa menembus ruang dan waktu di angkasa raya. Sudah tidak terhitung berapa biaya yang dikeluarkan pemerintah dunia demi menemukan asal suara tersebut. Selain itu, ditemukannya teori relativitas sepuluh abad yang lalu oleh nenek moyang turut membantu kelancaran ekspedisi. Seandainya teori itu tidak di temukan, maka kami hanya akan jadi makhluk yang tak pernah tahu adanya jalur-jalur di angkasa raya.

Entah mengapa, tiga tahun pecarian masih belum menemukan hasil. Sudah tidak terhitung berapa planet yang kami temukan. Dan semuanya tak berpenghuni.

Logika seluruh orang di seluruh dunia masih mengais-ngais harapan menemukan asal suara tersebut. Semakin lama waktu berlalu, semakin besar juga keraguan masyarakat terhadap kami dan ALEF. Keraguan-keraguan pun memuculkan berbagai sepekulasi. Mungkin hanya pantulan suara adzan dari daratan yang terhalang gelombang atmosfir. Mungkin gema suara dari waktu yang lampau ketika terjadi dinamika persamaan keadaan. Dan lain sebagainya.

Walau banyak keraguan, tetapi tak pernah bertahan lama, karena professor Zeid Baharoiden selalu bertanya kepada mereka. Tentang luasnya galaxy. Tentang ribuan planet yang ada di angkasa raya. Dan tentu saja tentang kebenaran Allah Yang Maha Pencipta.

“Jalur!” “Jalur!” “Jalurlah masalahnya!” Tepat tengah malam professor Zeid berteriak kegirangan seperti seorang anak kecil yang bisa menyelesaikan game. Semua orang termasuk timku di kumpulkan di ruang komando.

Dengan penuh keyakinan sang professor menjelaskan masalah utama kami tidak mampu menemukan jalur suara tersebut. Keberadaan cermin gelombang yang terjadi karena adanya gaya tarik-menariknya dua black hole. Antara yang berada di batas galaxy kami, dan yang berada di batas galaxy seberang. Padahal, selama ini kami mengira jika black hole hanya ada satu di angkasa, yaitu di galaxy kami.

Selama ini, titik berangkat kami selalu di mulai dari batas galaxy, tujuannya agar penembusan ruang dan waktu lebih flexible dan mengurangi adanya gangguan pemberatan dari gravitasi bintang Loxroeroz. Rupanya, itu adalah jalur yang terhalang cermin gelombang. Ketika melewatinya, maka akan di lempar secara halus ke galaxy lain yang berada jauh dari jalur.

Jika galaxy disusun seperti rak, maka ketika berusaha untuk ke rak bawah, hasilnya adalah rak atas. Ruang dan waktu yang tertembus tidak pernah terasa berbelok oleh radar kordinat pesawat. Kecepatan cahaya pesawat berubah menjadi konstan karena halusnya daya belok dari gelombang tersebut.
***
Tepat pukul 09.00, setelah melaksanakan shalat dhuha kami berangkat lagi menuju angkasa luar….

Bersambung.....

02 Ramadhan
19/06/2015

0 komentar:

PERHATIAN

Ya, Allah. Maafkan hamba yang tak pernah ada keinginan untuk mencari perhatian-MU. Aku terlena oleh kesombongan yang terlahir dari gemerlapnya dunia.

Beribu cara. Beribu hasrat gelap kuumbar. Demi apa? Demi perhatian orang-orang. Inilah aku si jagoan yang tak kenal DIA. Norma. Agama. Dan semua peraturan dalam kehidupan yang ada.

Aku bahagia saat semua orang memperhatikanku penuh kedengkian, karena bisa kuucap persetan dengan kalian. Aku tidak peduli jika beribu cemoohan menyerangku dengan ganas. Toh, tak ada yang berani mengucapkannya, karena mereka tetap tidak peduli dengan kehadiranku.

Saat itu, kupikir mereka semua adalah pengecut. Tapi saat ini, saat kesadaran membukakan semuanya. Saat semua orang memperhatikan. Saat hari pertama di bulan suci. Aku terlambat! Ada harapan perubahan di balik diam dan tetesan air mata semua orang. Waktu itu, juga saat ini.

Andai bisa kuulang waktu. Ingin rasanya kucari perhatian-MU penuh kesungguhan. Walau saat ini semua orang memperhatikan, tak sedikitpun ada bahagia. Aku tak ingin diperhatikan. Sungguh tak ingin!

Aku tak ingin diperhatikan saat motor yang kukendarai menghantarku ke pintu gerbang gelap seperti saat ini. Sungguh menyakitkan, karena perhatian mereka adalah yang terakhir kulihat dan kurasakan. Selamat tinggal dunia. Selamat jalan hari pertama Ramadhan.

01 Ramadhan
18/06/2015

0 komentar:

FEURZ

Aku terpuruk dan hancur. Keluarga dan negeriku tercabik di hadapan mata. Lemah. Aku sungguh bajingan lemah yang tak bisa berbuat apa-apa! Harusnya ku mati bersama mereka, daripada menanggung beban sebagai pangeran tak berguna.

***

Suara sirine dari berbagai penjuru negeri memekakan telinga. Dentuman meriam dan suara senapan mengalir mengikutinya begitu cepat. Ayahku, sang raja, melesat bersama para jendral tertinggi dengan kuda perang mereka. Dan Aku, terdiam dalam lingkar kecemasan bersama ibu dan kedua adik perempuanku.

Aku bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya. Baru kali ini ada pasukan musuh yang mampu memasuki negeriku yang sangat kuat. Apakah mereka monster? Ataukah ini hanya mimpi.
Aku tersadar dari kesombongan anggapan saat ratusan pengawal terbunuh dengan sangat mengerikan. Dan saat itulah pertama kalinya kulihat sosok makhluk terkutuk dengan wajah yang sangat buruk.

Aku berusaha menyelamatkan ibu dan kedua adiku, sayang mereka tak mampu melarikan diri dari cengkraman tangan setan-setan itu. Aku berlari tanpa menoleh lagi ke belakang. Dengan hati yang luka dan penuh keputusasaan, kunaiki tangga menuju puncak kastil, karena disana terdapat balkon tempat biasa ku sembunyi jika marah kepada ayah.

Empat hari aku terdiam dalam cekam. Tak satu tetes air matapun yang keluar, malah hasrat untuk mati lebih besar dari hal apapun yang kuinginkan didunia ini. Aku frustasi, sedih, marah, dendam dan kecewa. Semua bercampur aduk dalam raga penuh kepayahan.

***
Sepuluh tahun berlalu, dan aku masih merasakan kepedihan ini. Semakin dalam kepedihanku, semakin dalam pula ku berjuang menemukan asal mereka. Berkat pengorbanan para prajurit dan sukarelawan, dan juga kerjasama antar kerajaan, ambisiku semakin menjadi nyata.

Kini aku sudah berdiri diatas tanah pulau hitam, pulau dimana penyihir perempuan terkutuk Volteriz menciptakan setan-setan yang mencabik keluarga dan rakyatku. Dalam lautan dendam, aku dan para sekutu sangat menantikan hari ini. Mati-pun tak jadi masalah daripada hidup menanggung kenangan yang sangat menyakitkan karena ulah seorang berhati setan.

Ribuan meriam dan ketapel raksasa berpeluru bola api bergantian menghantam pulau terkutuk. Sekarang, bukan hanya namanya, tetapi keadaannyapun menjadi hitam tak berbentuk. Mayat-mayat hidup satu persatu hancur lebur terbakar dan meledak. Sementara sang penyihir tak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini, dan dia mencoba melarikan diri.

Dalam kepanikan yang hebat, ku hadiahkan sang penyihir sebuah tikaman dari punggungnya. Kucabut pedangku dengan penuh kebanggaan. Dia terdiam sejenak, kemudian berbalik menatapku dengan wajah buruk rupanya sambil terkekeh penuh kesombongan.

“Hiihiii…. Manusia-manusia bodoh! Lihatlah sekeliling kalian!” dia kemudian mengarahkan telunjuknya ke segala arah.

Semua mayat-mayat hidup yang telah hancur dan bahkan sudah tak berbentuk, kembali bangkit. Luka bekas pedangku yang menembus tubuhnya sembuh seketika tanpa berbekas. Di tengah-tengah keterkejutanku, dengan cekatan dia mencekik dan mengangkat tubuhku dengan mudahnya.

Nafasku terasa sesak. Cengkraman kedua tangannya sangat kuat sekali. Dengan segenap tenaga, ku paksakan lenganku untuk bergerak dan mengayukan pedang. “Creekkk…!” Kedua tangannya berhasil kutebas, tetapi sayang sekali hanya beberapa detik saja kedua tangan itu sudah kembali seperti semula.

Dengan membabi buta kuserang dia tanpa ampun. Lagi. Lagi. dan lagi. Semua luka yang dihasilkan tebasanku tak satupun yang tersisa, lenyap seolah dia tidak pernah mengalaminya.
Aku lelah. Stamina dan semangatku tak bisa berkompromi dengan baik. Begitupun dengan para prajurit yang ikut bertempur bersamaku. Semangat mereka yang berkobar mulai luntur menghadapi mayat hidup yang tak bisa mati. Hal baiknya adalah pasukan yang berada di kapal tak melihat keadaan ini sehingnga gempuran meriam dan ketapel tak pernah surut membantu kami.

Dalam lingkar keterpurukan, lengaku terus mengayaunkan pedang. Satu keyakinan yang tak bisa kuhilangkan, yaitu jika si penyihir mati, maka semua mayat hidup itu akan mati.

“Hihihihihi…. Pangeran, apa kau sudah puas menebasku? Sekarang adalah giliranku, karena kulihat kamu sedikit kelelahan. Hihihihi….” Seketika dia menghindar tebasanku yang sudah mulai melambat dan mengarahkan telapak tangannya ke arahku. Seketika tubuhku terpental mundur dan menghantam pohon.

Darah segar menyembur dari mulutku. Tak sampai disitu, dia membuat tubuhku melayang dan menghantamkan tubuhku ketanah. Melemparku ke kanan dan kekiri. Tubuhku serasa hancur dengan semburan darah yang semakin banyak dan bunyi gemeretak tulang-tulang di tubuhku.

Aku yang setengah tak sadarkan diri mencoba bangkit. Mungkin hanya instingku untuk membunuhnya adalah penggerak tubuhku. Dia sangat bersemangat melihatku masih hidup. Untuk kesekian kalianya dia akan mempermainkanku dengan kekuatannya, tetapi tebasan pedang salah satu prajurit berhasil menyelamatkanku dengan menebas lehernya.

Walau kepalanyanya sudah tergeletak di tanah, dia berhasil bangkit lagi. Kemurkaannya memuncak dan dengan kejamnya dia melayangkan tubuh sang prajurit ke udara dan melepas satu demi satu bagian tubuhnya. Dan penutupnya, dia meledakan perutnya.

Melihat hal itu, aku sadar jika sedari tadi dia bisa membunuhku dengan mudah. Entah kenapa dia lebih memilih mempermainkanku. Apa karena aku adalah seorang raja, ataukah dia mempunyai alasan lainnya. Aku sangat murka melihat perbuatannya, tetapi tubuhku sudah tak sepenuhnya menurut kehendak pikiranku.

Kenikmatannya mebunuh tiba-tiba terhenti ketiaka sebuah anak panah melesat dan menancap tepat di mata kanannya. Dengan penuh kemurkaan dia mengarahkan pandangan kearah datangnya sang anak panah. Sayang, bukan wajah ketakutan yang harus dia lihat melainkan kemarahan.

Belasan prajurit melepaskan anak panah ke arahnya walau tak satupun yang mampu mencapai tubuhnya. Kekuatan yang dimilikinya tak membiarkan hal itu terjadi. Kemudian para prajurit itu satu persatu dia hempaskan dengan mudahnya. Aku memaksa tubuhku untuk bergerak karena kesempatan seperti initidak akan datang dua kali, yaitu kesempatan saat dia tak memperhatikanku.

Dengan sekuat tenaga yang tersisa dari tubuh penuh luka, ku mencoba mendekat, kemudian menghempaskan pedang dengan kedua tangannku kearah lehernya. Beharap rencanaku berhasil setelah kusadari sesuatu ketika lehernya ditebas prajurit tadi, yaitu proses penyembuhan dan kembali kekeadaan semulanya lebih lama dari proses penyembuhan yang lain.

Kepalanya melayang ke atas tanah. Dan saat itulah kesempatanku tiba. Kucabut belati dari pingganngu dan kutusuk kepalanya tepat diatas ubun-ubunnya. Sebagian prajurit yang melihat hal itu segera melesat dan menebas tubuhnya dengan penuh nafsu sehingga menjadi potongan-potongan kecil.

Semua mayat hidup yang tak bisa mati tiba-tiba berjatuhan dan tumbang, kemudian berubah menjadi pasir. Semua prajurit yang tersisa bersorak sorai melihat kejadian tersebut. Mereka terbebas dari mimpi buruk yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

Darah mengalir dari kedua mata sang penyihir. “ Kurang ajar kau pangeran pengecut! Harusnya kubunuh kau sejak awal! Kau sama saja dengan ibumu, manusia hina yang terkutuk! Kemudian dia menghempaskan nyawa terakhirnya. Wajah buruk rupanya perlahan menghilang dan tampaklah seorang wanita cantik yang kukenal dalam kisah dan lukisan kerajaan. Puteri Feurz!

Sebelum memutuskan menikah dengan ibu, puteri Feurz adalah kandidat utama calon istri ayahku. Sayang, perilaku dia dan ayahnya sangat buruk, karena sering menyengsarakan rakyatnya sehingga ayahku tidak jadi memilihnya. Dia dan ayahnya kemudian memutuskan untuk memerangi kerajaan ayah atas kejadian tersebut. Alhasil, kerajaanya hancur dan mereka berdua dinyatakan telah tewas dalam peperangan tersebut. Dan wilayahnya menjadi bagian kerajaan kami.

Rasa sakit hati dan dendam manusia sungguh mengerikan. Satu, bahkan banyak kerajaan bisa hancur karenanya. Sama seperti putri Feurz, dendamku atas kematian keluarga membuatku kuat dan penuh ambisi demi membalas sebuah rasa sakit hati. Kini semua sudah berakhir. Sudah saatnya aku berdamai dengan diri dan berjuang memajukan negeri.

0 komentar: