Rumah Yang Bobrok
Hai, kalian...!
Ya. Kalian,
yang berjuta tahun lamanya menangis dan tertawa bersama
di dalam rumah ini
Tak adakah cinta untuk rumahmu
Hilangkah?
Lihatlah dia menangis karena semakin bobrok
Bertanya-tanya kemanakah para penghuni
Yang dia cintai, lindungi, dan sayangi
Dari buaian sampai berjuta anak cucunya terlahir
Matikah hati mereka?
Begitu rupawankah hasrat gemerlap,
Begitu nikmatkah mengikuti alunan melodi nafsu keserakahan
Hingga berani memporak-porandakan tatanan indahnya
Marah…!
Kita menyebutnya marah saat ada beberapa tiang yang patah
Jatuh menimpa
Bencana…!
Kita menyebutnya bencana saat ada ubin di lantai yang retak tak terurus
Membuat luka
Kejam…!
Siapa yang kejam?
Masihkah menyalahkan dan tak mau disalahkan
Dia hanya bisa terdiam dan melihat saat satu demi satu bagian tubuhnya
dilahap penyakit seiring waktu berjalan
Terabaikan tanpa ada penyembuhan
Dan mati dalam kebusukan
Terhitung jari berapa cinta dan tetes air mata untuknya
Membawa palu dan paku mencoba memperbaiki ,
Walau kesia-siaan mungkin terlihat jelas di hadapan
Mulut mereka tak lagi basah,
Kering kerontang mengais kesadaran dari sudara-saudaranya yang telah khilap
Lihatlah sang saudara,
Jumlahnya tiada terkira
Hanya melihat tiada nurani seakan rumahnya akan bertahan selamanya
Menyombongkan diri bersatu dengan para rayap penghuni neraka
Yang telah lama menggerogoti hati dan jiwanya
22-04-2016
By: Syams-X
Selamat HARI BUMI.
Ayo kita berjuang melawan keengganan hati kita dalam melestarikan Bumi ini.
SELAMAT BERJUANG…!
Ya. Kalian,
yang berjuta tahun lamanya menangis dan tertawa bersama
di dalam rumah ini
Tak adakah cinta untuk rumahmu
Hilangkah?
Lihatlah dia menangis karena semakin bobrok
Bertanya-tanya kemanakah para penghuni
Yang dia cintai, lindungi, dan sayangi
Dari buaian sampai berjuta anak cucunya terlahir
Matikah hati mereka?
Begitu rupawankah hasrat gemerlap,
Begitu nikmatkah mengikuti alunan melodi nafsu keserakahan
Hingga berani memporak-porandakan tatanan indahnya
Marah…!
Kita menyebutnya marah saat ada beberapa tiang yang patah
Jatuh menimpa
Bencana…!
Kita menyebutnya bencana saat ada ubin di lantai yang retak tak terurus
Membuat luka
Kejam…!
Siapa yang kejam?
Masihkah menyalahkan dan tak mau disalahkan
Dia hanya bisa terdiam dan melihat saat satu demi satu bagian tubuhnya
dilahap penyakit seiring waktu berjalan
Terabaikan tanpa ada penyembuhan
Dan mati dalam kebusukan
Terhitung jari berapa cinta dan tetes air mata untuknya
Membawa palu dan paku mencoba memperbaiki ,
Walau kesia-siaan mungkin terlihat jelas di hadapan
Mulut mereka tak lagi basah,
Kering kerontang mengais kesadaran dari sudara-saudaranya yang telah khilap
Lihatlah sang saudara,
Jumlahnya tiada terkira
Hanya melihat tiada nurani seakan rumahnya akan bertahan selamanya
Menyombongkan diri bersatu dengan para rayap penghuni neraka
Yang telah lama menggerogoti hati dan jiwanya
22-04-2016
By: Syams-X
Selamat HARI BUMI.
Ayo kita berjuang melawan keengganan hati kita dalam melestarikan Bumi ini.
SELAMAT BERJUANG…!
0 komentar: