'disini untuk koding ga bisa di copy display:block; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -khtml-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;

Tulisan Favorit

.

Pulsa Murah
Tampilkan postingan dengan label Kehidupan. Tampilkan semua postingan

Antisipasi Hadirnya Bencana Alam Saat Cuaca Ekstrim

sumber gambar:klikkabar.com

HALO..., Minna-san (Jangan sok pake bahasa Jepang Syams, gak cocok. Ente cocoknya pake bahasa Minion, haha...), kali ini muncul mau sedikit menyebarkan tulisan antisipasi bencana alam dimusim hujan ekstrim seperti saat tulisan ini dibuat. (Kalau dia nulis serius, jatah saya muncul kayanya sedikit nih, hiks...

Sebenarnya, hanya ingin terus menyimak berita-berita bencana alam dari berbagai daerah yang beredar saat ini saja, tetapi kejadian tetangga saya terbawa arus air dan masuk ke dalam got beberapa hari yang lalu, membuat saya ingin menulis. Walau tidak sadarkan diri dan mengalami cedera cukup parah,  Alhamdulillah dia selamat berkat kesigapan enam orang yang menyelamatkannya. Semoga cepat sembuh!

***

Selain berita politik dan kejadian-kejadian sosial lainnya, saat ini TV dipenuhi dengan berita-berita bencana alam. Hati Syams tergerak untuk membuat tulisan tentang antisipasi bencana ini. Sebenarnya sudah banyak yang menuliskannya, tetapi Syams berharap dengan tulisan ini jadi semakin banyak yang tahu sekaligus ikut melestarikan tulisan antisipasi bencana. Terimaksih kepda sumber referensi; semoga menjadi pahala yang besar bagi mereka. (Kayaknya, kali ini, si Syams mau nulis yang bener, nih. Gak, kayak tulisan-tulisannya yang lain hehe....)

Cuaca ekstrim seperti saat ini memberikan dampak yang besar bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat. Baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun psikologi. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan masih banyak bencana lainnya hadir di musim hujan saat ini (Tahun 2016). Semua orang pasti sudah tahu jika beberapa bencana tersebut terjadi karena ketidaksiapan lingkungan yang sudah berubah seiring dengan bertambahnya jumlah manusia. Sebagai perbandingan keadaan, coba bandingkan jumlah bencana musim penghujan saat ini dengan bencana musim penghujan tahun 90an yang mana saat itu cuacanya juga pernah mengalami yang ekstrim.

Apa yang telah terjadi, biarlah. Ikhlaskan hati dan kuatkan ketabahan untuk menyongsong masa hadapan dengan membuka pikiran : apa yang harus dilakukan? Karena setiap tahunnya, bencana ini sepertinya semakin meningkat atau minimal sama rata-rata kejadiannya. Entah karena sudah dianggap biasa, belum mendapatkan solusi, atau dianggap angin yang berlalu. Entah!

Sayang, Saya hanya manusia biasa, bukan anggota Justice League atau Avengers yang bisa menolong banyak orang dari berbagai bencana yang terjadi di musim penghujan yang ekstrim seperti saat ini, hehe (HAHA..., ya, iyalah! Ga usah bilang juga, semua orang pada tahu, kalee....). Oleh karena itu, mau membagi beberapa info antisipasi saja, ah, hehe.... Tenang, akan saya sederhanakan penjelasannya dengan bahasa saya, sehingga tidak perlu khawatir pusing dengan bahasa ilmiah, hehe. (Hikss... hiks.... Lebih baik bahasa ilmiah daripada bahsa si Syams yang aneh)

Pertama : Jangan membuat Kolam, Sawah atau Lahan di atas Lereng!

Sudah jelas-kan pesannya. Keberadaan kolam atau sawah akan menjadi beban bagi tanah lereng, apalagi tanah lerengnya itu gundul! Tanah lereng yang ada banyak pohonnya saja terkadang sering terjadi longsor, apalagi yang tidak ada.

Apapun yang menerima beban atau tekanan, seiring berjalannya waktu pasti akan mengalami guncangan alias kerusakan jika tidak diimbangi perbaikan. Lihat saja remaja zaman sekarang, banyak yang hatinya rapuh dan galau karena tidak sanggup menahan guncangan cinta (Apa hubungannya sama lereng?!). Tidak terkecuali dengan tanah lereng yang saat ini banyak sekali gundul karena berubah fungsi tanpa pepohonan sebagai motivator untuk tetap bertahan. (Motivator?!). Hati-hati bagi yang sudah merubah tanah lereng, dan segeralah lakukan perbaikan dengan penanaman pohon yang akarnya kuat bersama-sama (Ayo cepetan! Demi lingkungan dan diri kita, loh...).

Jika sudah terlanjur menggarap lahan di tanah lereng atau tebing, buatlah lahan tersebut bebentuk tingkat seperti tangga (Terasering) disertai drainase yang baik. Hal tersebut sangat berguna ketika hujan deras turun dimana aliran air di permukaan tanah akan mengalir dengan baik tanpa memberikan tekanan yang berat bagi permukaan tanah. Kalau digambarkan, derasnya air hujan itu bagaikan pukulan maut, dimana bentuk tanah dan drainase itu sebagai jurus Tai chi yang akan mengalirkan pukulan itu agar bisa dilumpuhkan, begitu kira-kira. (Gambaran, apaan!? Ente bahas bencana atau film kung fu? Hahaha...)

Kedua : Jangan Mendirikan Rumah di Bawah Tebing!

Untuk teman-teman yang rumahnya tepat di bawah tebing atau di atas lereng. Alangkah baiknya disaat cuaca ekstrim seperti saat ini, sebagai pencegahan mengungsilah ke rumah saudara yang kira-kira berada di wilayah aman. Untuk teman-teman yang berada di wilayah aman, jangan mengungsi, ya (Ya, iyalah...! Ngapain juga ngungsi kalau aman.), tetapi berikanlah tempat untuk saudara atau sahabatnya yang mengungsi.

Yang berencana mendirikan rumah di bawah tebing, sebaiknya diurungkan niatnya karena berbahaya! Carilah yang lebih aman. Perbandingannya, jika tebingnya tinggi 100 meter, maka rumah yang akan di bangun harus berjarak 250 meter dari kaki tebing. Walau sebenarnya kaki dan tangan tebing tidak bisa dibedakan, apalagi mukanya, hehe (Ckck..., Kagak lucu! Orang lagi pada serius), intinya yang paling bawah adalah kakinya (Ya, iyalahhh...!).

Saran dan himbauan memang seperti itu, tapi fakta dilapangan mungkin banyak terdapat kendala. Mungkin keuangan seseorang hanya bisa membeli tanah di bawah tebing atau turun temurun berdiam di tanah tersebut. Maka, silahkan bangunlah atau tinggalah disana, tetapi dimohon sering-sering mengecek tebing tersebut, dan jika dirasa mengkhawatirkan, segeralah mengungsi untuk sementara waktu. Selain itu, ajaklah warga sekitar tebing untuk bersama-sama menanam pohon di atas tebing tersebut. Awas, jangan pohon lumut! tapi pohon yang akarnya kuat, ya, seperti beringin putih misalnya. (Lumut!? Ckck.... minta dipasung nih, orang!)

Ketiga : Cintai Lereng dan Sayangi Tebing

Jangan tergiur dengan pepohonan cantik dan besar yang tumbuh di area lereng atau tebing, BIARKAN MEREKA HIDUP DAMAI DI SANA. Penyesalan itu selalu datang belakangan, kalau duluan berarti dia kecepetan, hehe (Apaan...?!). Keberadaan pohon-pohon itu akan sangat berguna sebagai penahan alami kesetabilan tanah, karena akar-akarnya akan saling bertemu dan membuat ikatan satu dengan lainnya dalam menguatkan tanah. Gambarannya seperti jaring.

Jangan membuat tebing menjadi tegak lurus karena kesetabilannya dalam menegakan dirinya akan goyah. Banyak sekali pengerukan tebing yang membuatnya menjadi tegak lurus, dan itu tidak bagus. Kaki tebing yang bentuknya sedikit lebih melebar dibandingkan atasnya berfungsi sebagai pondasi atau penahan alami. Sebagai contoh, tiang atau bangku, biasanya akan diberikan sedikit penahan berupa bentuk siku-siku di bagian bawahnya agar lebih kuat dalam menegakan dirinya.

Bagi petani, tanah gembur sangat bagus untuk ditanami, tetapi jangan tanah lereng atau tebing yang digemburkan, ya. Habaya! (Maksud perkataan orang aneh yang punya blog ini : Bahaya!)

Keempat : Hindari Membuat Rumah di Dekat Sungai!

Banyak sekali kejadian bencana banjir bandang yang menimpa pemukiman dekat sungai. Untuk yang berencana membuat, mohon diurungkan niatnya. Dan jika yang sudah terlanjur tinggal disana, alangkah baiknya untuk pidah ke tempat yang lebih aman mengingat keadaan alam saat ini yang sudah mengkhawatirkan. Logikanya, jika yang jauh dari sungai saja sering mengalami banjir apalagi yang dekat.

Mungkin pindah memberatkan hati, mengingat keadaan dari segi ekonomi atau historis seperti yang sudah saya singgung sebelumnya di poin atas. Untuk itu, bila keadaan sudah mengkhawatirkan tolong segera mengungsi ke rumah sanak saudara.

Ingat: Sungai yang kering kerontang di musim kemarau, dan meluap-luap di musim penghujan, harus diwaspadai karena menandakan keadaan alam yang sudah tidak baik dan bisa jadi berpotensi menghadirkan bencana banjir.

Kelima : Harus Selalu Waspada!

Nasihat nenek moyang kita yang terkenal sebagai peribahasa "Sedia payung sebelum hujan" hendaknya jangan diabaikan, karena ketika terlanjur basah waktu tidak bisa diulang kembali untuk mengeringkannya. Sebuah peribahasa yang menggambarkan kewaspadaan dan persiapan.

 
Disaat cuaca ekstrim dengan curah hujan yang deras dan angin yang kencang seperti saat ini, kewaspadaan harus ditingkatkan. Terutama yang tinggal di dekat sungai, tebing atau lereng, atau daerah lain yang mungkin berpotensi menghadirkan bencana alam alias tidak aman.

Dengan waspada membuat diri menjadi lebih berhati-hati, jeli membaca keadaan, dan siap melakukan perubahan. Contoh: ketika tahu bahwa sering terjadi banjir, maka bersama-sama membersihkan sampah di got-got atau gorong-gorong lingkungan sekitar dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.


Waspadalah... waspadalah... waspadalah...!

Keenam : Campur tangan Pemerintah sangat Dibutuhkan!

Tanpa campur tangan pemerintah, semuanya terasa hampa! (Betul...!)

Dengan bantuan mereka, penyuluhan bisa dilakukan kepada warga yang berniat ataupun sudah tinggal di wilayah yang rawan bencana. Begitu juga dengan peraturan, dimana mereka bisa menegakannya untuk melindungi lingkungan dari perubahan fungsi ataupun perusakan yang akan menyebabkan bencana dimasa hadapan.

Selain itu, mereka juga bisa melakukan perubahan atau perbaikan lingkungan dan infrastruktur yang rusak atau tatanannya sudah tidak sesuai dengan keadaan alam saat ini. Contoh: ajakan membuat biopori massal, membuat atau memperbaiki saluran air, membuat danau buatan untuk resapan air, penanaman pohon massal, dan lain sebagainya.

Begitupun setelah terjadi bencana, pemerintah adalah pemeran utama dalam membantu para korban, baik dari segi materi maupun psikologi.

Ketujuh : Jadilah Pribadi Yang Beriman!

Dari lubuk hati yang paling dalam setiap insan yang ada di muka bumi ini, pasti tahu hasil apa yang akan dipetik dari kekuatan keimanan seseorang bagi lingkungannya. Untuk penjelasan yang lebih detail dan kaya akan nilai, silahkan tanya para penyi’ar agama, ya, karena saya tidak bisa dan tidak mau menjelaskan panjang lebar sementara saya sendiri seorang manusia yang masih belajar dan butuh bimbingan dari para alim ulama. Ok, hehe. (Betul... betul... betul)

GIMANA? Info yang lumayan bagus kan? (Biasa aja) Segitu aja, ya. Itu sudah dirangkum serangkum-rangkumnya, hehe. Semoga bermanfaat di dalam kehidupan. (Amiin!)

Untuk yang sedang mengalami musibah di musim hujan yang ekstrim ini, semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan. Untuk yang diberikan kesehatan dan jauh dari musibah, mari bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dan jagalah selalu diri, keluarga, dan lingkungan demi Indonesia yanglebih baik.

Quote : Mari berubah jika sesuatu yang lebih baik masih sukar untuk diraih

By: Syams-X

Baca Selengkapnya »

21-09-2016 Dini hari




Mendung, kau gelap seperti kemarin
Namun rautmu menyiratkan sembilu
Rahasia apa yang kau sembunyikan dariku?

Petir, kau bergemuruh seperti kemarin
namun kilatmu membias penuh lara
Rahasia apa yang engkau sembunyikan dariku?

Derai elok hujan menghanyutkan tanya
Ah..., seperti kemarin
Biarlah riuhmu menemani malamku, hujan
Kau mengalir mencumbui tanah lahirku
Memeluk erat sungai penghidupanku
Esok kan tiba mentari menyapa,
dan kau berlalu meninggalkan tetesan rindu
Seperti kemarin

Tersadar aku dalam arus keputusasaan
Terbui tubuh tiada berdaya
Kenangan hidup menemani hanyutku
Biarlah ikhlas menghantar 
dan tawakal tersambut cahaya surga
Aku terpanggil

Mentari pagi, aku pamit pergi
Maaf aku tidak bisa menemuimu esok
Aku titipkan rindu dan senyumku pada sang fajar
dan ketabahan pada yang tertinggal
Bila saatnya tiba, temui aku dibalik cahaya


22-09-2016
By: Syams-X


#PrayForGarut #PrayForSumedang


Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Semoga semua korban bencana diterima di sisi-NYA dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan dan keikhlasan. Amiin!
Baca Selengkapnya »

Rumah Yang Bobrok

Hai, kalian...!
Ya. Kalian,
yang berjuta tahun lamanya menangis dan tertawa bersama
di dalam rumah ini
Tak adakah cinta untuk rumahmu
Hilangkah?
Lihatlah dia menangis karena semakin bobrok
Bertanya-tanya kemanakah para penghuni
Yang dia cintai, lindungi, dan sayangi
Dari buaian sampai berjuta anak cucunya terlahir
Matikah hati mereka?
Begitu rupawankah hasrat gemerlap,
Begitu nikmatkah mengikuti alunan melodi nafsu keserakahan
Hingga berani memporak-porandakan tatanan indahnya

Marah…!
Kita menyebutnya marah saat ada beberapa tiang yang patah
Jatuh menimpa
Bencana…!
Kita menyebutnya bencana saat ada ubin di lantai yang retak tak terurus
Membuat luka
Kejam…!
Siapa yang kejam?
Masihkah menyalahkan dan tak mau disalahkan
Dia hanya bisa terdiam dan melihat saat satu demi satu bagian tubuhnya
dilahap penyakit seiring waktu berjalan
Terabaikan tanpa ada penyembuhan
Dan mati dalam kebusukan

Terhitung jari berapa cinta dan tetes air mata untuknya
Membawa palu dan paku mencoba memperbaiki ,
Walau kesia-siaan mungkin terlihat jelas di hadapan
Mulut mereka tak lagi basah,
Kering kerontang mengais kesadaran dari sudara-saudaranya yang telah khilap
Lihatlah sang saudara,
Jumlahnya tiada terkira
 Hanya melihat tiada nurani seakan rumahnya akan bertahan selamanya
Menyombongkan diri bersatu dengan para rayap penghuni neraka
Yang telah lama menggerogoti hati dan jiwanya

22-04-2016

By: Syams-X

Selamat HARI BUMI.

Ayo kita berjuang melawan keengganan hati kita dalam melestarikan Bumi ini.
SELAMAT BERJUANG…!
Baca Selengkapnya »

Betapa Mudahnya Bicara

Halo semua. Syams dan sang Narrator yang menjengkelkan kembali hadir.
 
Semua orang di muka bumi ini pasti tahu bahwa bicara adalah salah satu hal yang paling mudah dilakukan oleh orang sehat. Pastinya Syams! Tapi kenapa kita membahas hal ini? Aku bahas ini karena sering banget lihat orang yang terkadang tanpa disadari membicarakan sesuatu dengan mudahnya, termasuk aku dan juga kamu (narrator). Ketika pembuktian tiba, tak semua orang mampu membuktikan apa yang sudah terucap.

Makanya sering sekali kita dengar peribahasa “tak semudah yang diucapkan.” Contohnya, yang lagi marak saat ini yaitu dunia politik. Banyak sekali orang yang mampu mengomentari kinerja para pemimpin, tetapi belum tentu orang yang berbicara itu mampu menjadi seorang pemimpin. Begitu juga para pemimpin, ketika mereka berbicara mengenai solusi dari permasalahan dalam negeri, karena terkadang dalam pelaksanaannya beribu kendala muncul tanpa diduga.

Gambaran diatas hanyalah sedikit contoh dari ribuan contoh yang ada di kehidupan nyata ini. Bahkan, dari mudahnya membicarakan sesuatu terkadang orang menjadi khilaf dan tak jarang menimbulkan masalah baginya. Peribahasa mulutmu harimaumu atau pandai bersilat lidah adalah ungkapan betapa berbahayanya ketika kita tidak mampu mengendalikannya.

Dari pengalaman yang sering Syams lihat maupun dialami sendiri, ketika kita berbicara yang menganggap remeh atau seolah-olah tahu tentang sesuatu, maka bersiap-siaplah menerima ujianNYA. YA. Ucapan kita itu sering di uji konsistensinya oleh Tuhan. Bener ga? HEHE. Dengan modal bicara seseorang bahkan mampu memberikan khayalan baginya maupun orang lain, bahkan seolah-olah jika dunia bisa dikuasai. Dan pada kenyataannya, hanya beberapa orang yang konsisten mampu menaklukannya.

Ingat! Konsistensi itu adalah jawaban nyata, walau tak mudah. Untuk itu marilah kita melatih agar mengendalikan mulut kita ini. Terkadang apa yang akan kita rencanankan bisa hancur lebur ketika kita membicarakan kepada orang lain sebelum dilaksanankan, dan akhirnya hanya menjadi sebuah khayalan saja (Pengalaman nih yeee ahhaha). Diam kamu ahhaah. Talk less do more lebih berarti dari pada berbicara sampai berbusa dan kita hanya terdiam duduk saja.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Maaf jika ada salah kata dalam tulisan ini. Kesalahan milik saya dan kesempurnaan milik Allah semata. Terima Kasih.
Baca Selengkapnya »

Apakah Ibadah Menentukan Kesuksesan Kita??

Halo semua, Syams-X dan sang narrator kembali muncul dengan tulisan biasa saja. Maaf jarang mucul karena kesibukan dunia daratan yang ga mau ditinggalkan. Maaf Syams, kalau boleh tahu kenapa judul tulisanmu kali ini sedikit berbau agama gitu? Emang ga takut dihujat?. Hadeuhhh…, si narrator belum juga basa-basi udah menyela aja. Ya sudah, kita mulai aja lah hehe.

Hei narrator-ku yang senengnya bertanya-tanya(emang tugasnya), kalau ada yang menghujat ya wajar, namaya juga manusia. Setiap individu memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Lagian tulisan ini cuma share aja dari pengalaman, ga ada maksud lain seperti menghujat, menggurui ataupun sok beriman, karena emang siapa aku? Hehe….

Tulisan ini Syams munculkan ke pemukaan karena ketidaksengajaan mendengar seorang anak berkata “ yang rajin ibadah dan ta’at agama saja jarang yang sukses,” ketika ayahnya menyuruh untuk shalat. Mungkin karena sedang emosi jadinya terbawa khilaf yang berlebihan, tetapi yang menarik adalah jawaban sang ayah. Dengan sabar dia hanya menjawab “ shalat ataupun ibadah lainnya tidak ada hubungannya dengan kesuksesan hasratmu.”

Bila kita pikirkan, pasti banyak yang setuju dengan apa yang dikatakan sang anak, karena memang begitu realitanya. Setuju disini bukanlah setuju dengan mengamini nilai dari ucapan tersebut, karena memang banyak yang sukses secara hasrat tanpa memandang apakah orang itu agamis ataupun tidak. Dan untuk ucapan sang ayah, Syams jadi ingat ucapan dari guru agama waktu sekolah, yaitu hidup hanya ada dua pilihan Surga dan Neraka yang terikat kepada tujuan manusia diciptakan.

Karena waktu itu ga ngerti dan masih polos, Syams tanya maksudnya. Beliau menjawab, bahwa manusia diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada TUHAN, tidak lebih dan tidak kurang. Sedangkan adanya gambaran surga dan neraka itu adalah pilihan jalan, yang artinya DIA mempersilahkan memilih dan tidak memaksa karena kedua jalan memiliki konsekuensi dan nilai akhirnya masing-masing.

Tunggu dulu Syams. Bukannya manusia diciptakan untuk menjaga dan merawat bumi, saling menyayangi sesama manusia dan ta’at aturan-NYA? Emang ketiganya bukan ibadah narr? Oh iya, ya hehehe…, lanjut bro….

Beliau melanjutkan, surga dan neraka itu akan kita alami juga dalam kehidupan ini. Bila kita bisa ikhlas dan sabar, bagaimananpun keadaannya, kamu tetap merasakan apakah itu indahnya surga dan cinta TUHAN. Dan hasil akhirnya tentulah surga juga. Dan begitu juga sebaliknya. ??(masih mencoba memahami)

Dari gambaran guru waktu sekolah, Syams bisa menyimpulkan bahwa kebahagiaan hasrat dan kebahagiaan dari ikhlas dan sabar itu sangat berbeda nilanya, tetapi terkadang ada yang mampu meraih keduanya. Kedua kebahagiaan itu, di dunia ini bisa di sebut sebagai sebuah kesuksesan, tetapi hasil akhirnya berbeda kecuali bagi orang yang mampu meraih keduanya, dan itu sangat jarang sekali (realita kehidupan).

Dari sedikit gambaran diatas, dapat kita ketahui jika ibadah itu sangat menentukan kesuksesan. Jika tidak kita raih kesuksesan hasrat maka kesuksesan kepada TUHAN sudah menanti, karena hasrat manusia itu tiada terbatas (kutipan dari film Kamen Rider OZ hehe). Hidup memang banyak pilihan, tetapi tetap hasil akhirnya hanya ada dua pilihan NERAKA atau SURGA. Semua tergantung kepada diri kita mau memperjuangkan yang mana dalam hidup ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan mohon maaf yang sebesar-besarnya bukan untuk menggurui ataupun sok paling benar, karena Syams hanya ingin share saja. Kesempurnaan hanya milik Tuhan dan khilaf dan salah selalu bersama saya. Terima kasih
Baca Selengkapnya »

AKU CINTA KEHIDUPAN

Bicara tentang cinta, pasti semua orang memiliki hal atau sesuatu yang sangat dicintainya, tanpa terkecuali. Bila kita renungkan, sesungguhnya manusia itu terlahir karena cinta, hidup bersama cinta dan meninggal untuk menuju cinta. Dengan adanya cinta, hidup manusia terasa lebih hidup karena memiliki suatu fondasi tidak terlihat tetapi terasa. Dan entah bagaimana caranya, Tuhan memberikan cinta kepada umat manusia dengan begitu lembut, tetapi, gelombang yang terasa dalam diri begitu kuat, bahkan menggebu-gebu, sehinngga ketika kita mencintai sesuatu perasaan bahagia seolah-olah menyelubungi diri.

Sebagai seorang manusia, tentunya sudah bisa dipastikan jika aku juga memiliki sesuatu yang sangat aku cintai. Dari sekian banyak hal yang aku cintai di dunia ini, kehidupan adalah yang paling kucintai. Mengapa? Karena kehidupan memberikan beribu cinta kepadaku. Mungkin alasan itu kurang memberikan gambaran yang lebih luas bagi teman-teman yang membaca tulisanku ini. Untuk itu, akan aku uraikan agar menjadi lebih jelas lagi.

Ibuku pernah bercerita, ketika usiaku sekitar satu tahun, aku hampir meninggal dunia karena penyakit bronchitis. Alhamdulillah, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk merasakan kehidupan sampai saat ini. Mungkin saat itu aku masih belum merasakan atau memikirkan apapun tentang kehidupan, tetapi, terkadang aku merenung sendiri jika teringat cerita itu dan sangat bersyukur masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk mengalami sesuatu yang disebut kehidupan.

Seperti yang sudah aku singgung diatas, kehidupan itu memberikan beribu banyak cinta. Seandainya waktu itu aku meninggal, aku tidak akan pernah merasakan cinta yang tulus dari kedua orangtuaku. Tidak akan pernah bertemu dengan sahabat-sahabat yang begitu baik, lucu dan selalu ada saat ku susah. Tidak akan pernah merasakan jadi penggemar sebuah klub sepak bola. Tidak akan pernah merasakan petualangan dan melihat pemandangan-pemandangan indah sebagai tanda kebesaran Tuhan. Tidak akan pernah merasakan makanan yang aku sukai. Tidak akan pernah mendengar alunan musik indah dan lagunya yang merdu. Tidak pernah tahu jenis-jenis satwa dan fauna. Tidak akan pernah merasakan sensasi menulis cerita dan jadi seorang blogger. Dan tentunya masih banyak lagi hal lainnya yang membuat hatiku selalu senang.

Walaupun kegembiraan selalu aku dapatkan dalam kehidupan ini, tetapi terkadang dia memberikan ujian untuk membuktikan apakah aku benar-benar mencintainya. Mungkin, dia ingin tahu perasaan cinta yang selalu aku ucapkan atau rasakan itu bisa di buktikan atau tidak. Tanpa bisa kita prediksi, kehidupan akan mengirimi kita suatu cobaan yang terkadang berisi rasa kesal, sedih, marah, dan benci didalamnya, dan bahkan bisa membuat seseorang merasa frustasi! Walau begitu, pada akhirnya selalu ada penyelesaian yang baik, sehingga aku menyadari jika kehidupan tanpa ujian bukanlah kehidupan. Rasa sedih dan gembira adalah dua hal yang tidak akan pernah terpisah dan akan selalu ada di dalamnya.

Setelah menyadari jika kehidupan itu terdiri dari sedih dan gembira, rasa cintaku semakin besar dan semakin siap menerima ujian didalamnya. Dalam menghadapi cobaan kehidupan, aku memiliki kebiasaan yang cukup unik, yaitu, selalu melihat telapak tangan kemudian menarik napas dan melihat keadaan disekitar pada saat itu. Melihat telapak tangan untuk membuktikan bahwa aku benar-benar ada di dunia ini, kemudian menarik napas untuk menguatkan ketabahan dan menggumamkan kata “aku cinta kehidupan ini” dalam hati. Dan terakhir adalah melihat keadaan sekitar, hal itu aku lakukan untuk melihat kehidupan orang lain dan lingkungan sebagai referensi dalam hati bahwa bukan hanya aku yang memiliki cobaan dalam hidup ini. 

Dengan mencintai kehidupan, membuatku selalu merasa dekat dengan Tuhan yang menciptakanku dan juga kehidupan itu sendiri. Dimana hal itu membuatku menghargai diriku sendiri dan bersyukur atas pemberianNYA, yaitu hidup. Semoga tulisaku ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya, dan mari kita sayangi diri dan kehidupan ini, karena merupakan dua hal yang saling mencintai. Terima Kasih

"Blogpost ini diikutsertakan dalam Lomba Blog CIMONERS”

http://cintamonumental.blogspot.com/2014/05/lomba-blog-2-tantangan-untuk-2.html

Baca Selengkapnya »

PELAJARAN HIDUP DARI 5 JARI KITA


Pernahkah kita memperhatikan 5 jari kita..?, hasil apa yang kita dapat dari memperhatikannya..??, apakah kita melihat kuku kita yang panjang mungkin atau jari kita yang kotor mungkin ehehehee..Yah, hal-hal tersebut juga bisa dibenarkan kalau keadaanya seperti itu. Yang harus kita lihat yang berhubungan dengan kehidupan kita adalah ukurannya, coba perhatikan apakah jari-jari kita itu ukurannya semua sama..?, pasti tentu tidak jika memang keadaan jari-jari kita itu normal sebagaimana mestinya kita di ciptakan oleh TUHAN.

Melihat ukuran kelima jari kita yang berbeda sudah tentunya kita mensyukuri kehidupan ini bagaimanapun keadaanya, karena TUHAN menciptakan kita dengan tujuan yang berbeda-beda. Kelima jari kita mengajarkan kita tentang sebuah keikhlasan dalam hidup kita, bagaimana kita menerima keadaan kita hidup di dunia ini dengan lapang tanpa terganggu penyakit hati yang namanya iri, dengki, kesal, merasa rendah bahkan yang lebih parah merasa diri kita manusia paling bodoh ataupun tidak berguna. Dan semua penyakit hati seperti itu tentunya berpusat karena keputusasaan hati dan perasaan kita. Dan yang paling bahagia pada saat manusia putus asa adalah iblis, kenapa..?, karena dengan putus asa manusia tidak akan merasa hidupnya berguna lagi dan bisa melakukan tindakan yang mungkin melampui batas.
Baca Selengkapnya »