PELAJARAN HIDUP DARI 5 JARI KITA
Pernahkah kita memperhatikan 5 jari kita..?, hasil apa yang kita dapat
dari memperhatikannya..??, apakah kita melihat kuku kita yang panjang mungkin
atau jari kita yang kotor mungkin ehehehee..Yah, hal-hal tersebut juga bisa
dibenarkan kalau keadaanya seperti itu. Yang harus kita lihat yang berhubungan
dengan kehidupan kita adalah ukurannya, coba perhatikan apakah jari-jari kita
itu ukurannya semua sama..?, pasti tentu tidak jika memang keadaan jari-jari
kita itu normal sebagaimana mestinya kita di ciptakan oleh TUHAN.
Melihat ukuran kelima jari kita yang berbeda sudah tentunya kita
mensyukuri kehidupan ini bagaimanapun keadaanya, karena TUHAN menciptakan kita
dengan tujuan yang berbeda-beda. Kelima jari kita mengajarkan kita tentang
sebuah keikhlasan dalam hidup kita, bagaimana kita menerima keadaan kita hidup
di dunia ini dengan lapang tanpa terganggu penyakit hati yang namanya iri,
dengki, kesal, merasa rendah bahkan yang lebih parah merasa diri kita manusia
paling bodoh ataupun tidak berguna. Dan semua penyakit hati seperti itu
tentunya berpusat karena keputusasaan hati dan perasaan kita. Dan yang paling
bahagia pada saat manusia putus asa adalah iblis, kenapa..?, karena dengan
putus asa manusia tidak akan merasa hidupnya berguna lagi dan bisa melakukan
tindakan yang mungkin melampui batas.
Kelima jari kita itu menunjukan kita bahwa manusia itu sudah ada jalurnya
masing-masing atau alur takdir masing-masing yang tertanam dalam dirinya.
Pernahkah kita mengalami waktu sekolah dimana kita mempunyai teman yang sangat
pintar sekali, padahal kita sudah berusaha keras habis-habisan belajar
mengejarnya tapi tetap tidak bisa melampauinya. Pernahkah kita melihat orang
yang mempunyai usaha yang sama, mulai usahanya juga sama, bahkan kerja
kerasnyapun sama tapi tetap kenapa hasilnya tidak pernah sama. Pernahkah
melihat ada dua teman yang satu pintar dan yang satu kurang pintar tetapi
ketika dewasa si kurang pintarlah yang sukses. Masih banyak contoh di dunia ini
yang hampir sama dengan contoh-contoh sebelumnya, mungkin itu yang disebut
pemberian TUHAN yang disebut bakat, anugrah,takdir kehidupan atau apapun
namanya hal tersebut kita harus menyadari dan menerimanya.
Awas jangan sampai hal-hal seperti yang dijelaskan di atas tadi membunuh
semangat kita, karena kita akan masuk kedalam wilayah keputusasaan. Tetapi
sebaliknya kita makin semangat dan berusaha, walau kita tidak mampu menyamai
atau melampaui hal-hal luar biasa pada seseorang tetapi kita berusaha dalam
hidup kita tanpa perlu memikirkan kelebihan orang lain yang jauh berbeda dengan
apalagi sampai menjurus kearah iri dan dengki. Kita cermati dan belajar dari
orang-orang seperti itu, jadikan pendorong semangat dan kuatkan keikhlasan hati
kita. Lihat jari kita yang berbeda-beda itu, manusiapun seperti itu keadaannya
di dunia, berada di jari paling tinggi, sedang ataupun rendah. Apapun pekerjaan
kita yang kita dapat dan tentunya halal kita harus syukuri dan terus semangat
di dalam pekerjaan itu karena kita berjuang untuk hidup kita, keluarga kita dan
tentu saja untuk ibadah kepada TUHAN kita.
Sedikit cerita inspiratif, beberapa waktu lalu saya pernah mengobrol
dengan seorang pedagang di Jakarta, pedagang tersebut mempunyai saudara sepupu
yang juga berjualan. Pedagang tersebut bercerita kalau sepupunya itu lebih
sukses daripada dirinya, tetapi dia tidak pernah iri malah semakin bersyukur
katanya karena menurut dia manusia itu sudah ada packnya ketika hidup di dunia.
Bahkan ketika pedagang itu pulang ke kampung halamannya, tetangganya kadang
suka bertanya kepadanya kenapa dia usaha di kota besar tapi dia tidak sesukses
saudara sepupunya itu yang sudah membeli puluhan hektar tanah. Dia hanya
menjawab, manusia hidup di dunia ini bagaikan 5 jari, ujar pedagang itu. Kalau
boleh jujur saya membuat artikel ini pun terinpirasi dari cerita si pedagang
tersebut.
Untuk itulah kita sebagai manusia jangan merasa putus asa dalam hidup
kita ini ketika mendapati kita berbeda dari segi kelebihan dalam hidup. Dan
orang yang mempunyai kelebihanpun jangan sampai sombong, karena mereka juga
harus belajar hidup dari 5 jari di tangan juga, kenapa..? mereka juga harus
belajar keikhlasan menerima keadaan orang lain yang mungkin tidak sebaik
dirinya. Sadari diri, apakah mempunyai kelebihan itu untuk diri sendiri saja,
tentunya harus berbagi dengan yang lain baik dari segi ilmu taupun hal lain
yang positif karena satu jari tidak akan pernah bisa sempurna, jari satu dengan
yang lainnya saling mendukung sehingga tercipta keadaan dunia yang damai. Karena
kelebihannya pun sebagai ujiannya, apakah akan di amalkan atau hanya untuk diri
sendiri agar lebih lebih dan lebih dari orang lain bahkan untuk menginjak-injak
orang lain. Dan tentu saja hal yang harus kita ingat adalah kita sama-sama
manusia, makhluk yang semuanya ada PENCIPTANYA yaitu TUHAN.
0 komentar: