Antisipasi Hadirnya Bencana Alam Saat Cuaca Ekstrim
sumber gambar:klikkabar.com |
HALO..., Minna-san (Jangan sok pake bahasa Jepang Syams, gak cocok. Ente cocoknya pake bahasa Minion, haha...), kali ini muncul mau sedikit menyebarkan tulisan antisipasi bencana alam dimusim hujan ekstrim seperti saat tulisan ini dibuat. (Kalau dia nulis serius, jatah saya muncul kayanya sedikit nih, hiks...)
Sebenarnya, hanya ingin terus menyimak berita-berita bencana alam dari berbagai daerah yang beredar saat ini saja, tetapi kejadian tetangga saya terbawa arus air dan masuk ke dalam got beberapa hari yang lalu, membuat saya ingin menulis. Walau tidak sadarkan diri dan mengalami cedera cukup parah, Alhamdulillah dia selamat berkat kesigapan enam orang yang menyelamatkannya. Semoga cepat sembuh!
***
Selain berita politik dan kejadian-kejadian sosial lainnya, saat ini TV dipenuhi dengan berita-berita bencana alam. Hati Syams tergerak untuk membuat tulisan tentang antisipasi bencana ini. Sebenarnya sudah banyak yang menuliskannya, tetapi Syams berharap dengan tulisan ini jadi semakin banyak yang tahu sekaligus ikut melestarikan tulisan antisipasi bencana. Terimaksih kepda sumber referensi; semoga menjadi pahala yang besar bagi mereka. (Kayaknya, kali ini, si Syams mau nulis yang bener, nih. Gak, kayak tulisan-tulisannya yang lain hehe....)
Cuaca ekstrim seperti saat ini memberikan dampak yang besar bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat. Baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun psikologi. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan masih banyak bencana lainnya hadir di musim hujan saat ini (Tahun 2016). Semua orang pasti sudah tahu jika beberapa bencana tersebut terjadi karena ketidaksiapan lingkungan yang sudah berubah seiring dengan bertambahnya jumlah manusia. Sebagai perbandingan keadaan, coba bandingkan jumlah bencana musim penghujan saat ini dengan bencana musim penghujan tahun 90an yang mana saat itu cuacanya juga pernah mengalami yang ekstrim.
Apa yang telah terjadi, biarlah. Ikhlaskan hati dan kuatkan ketabahan untuk menyongsong masa hadapan dengan membuka pikiran : apa yang harus dilakukan? Karena setiap tahunnya, bencana ini sepertinya semakin meningkat atau minimal sama rata-rata kejadiannya. Entah karena sudah dianggap biasa, belum mendapatkan solusi, atau dianggap angin yang berlalu. Entah!
Sayang, Saya hanya manusia biasa, bukan anggota Justice League atau Avengers yang bisa menolong banyak orang dari berbagai bencana yang terjadi di musim penghujan yang ekstrim seperti saat ini, hehe (HAHA..., ya, iyalah! Ga usah bilang juga, semua orang pada tahu, kalee....). Oleh karena itu, mau membagi beberapa info antisipasi saja, ah, hehe.... Tenang, akan saya sederhanakan penjelasannya dengan bahasa saya, sehingga tidak perlu khawatir pusing dengan bahasa ilmiah, hehe. (Hikss... hiks.... Lebih baik bahasa ilmiah daripada bahsa si Syams yang aneh)
Pertama : Jangan membuat Kolam, Sawah atau Lahan di atas Lereng!
Sudah jelas-kan pesannya. Keberadaan kolam atau sawah akan menjadi beban bagi tanah lereng, apalagi tanah lerengnya itu gundul! Tanah lereng yang ada banyak pohonnya saja terkadang sering terjadi longsor, apalagi yang tidak ada.
Apapun yang menerima beban atau tekanan, seiring berjalannya waktu pasti akan mengalami guncangan alias kerusakan jika tidak diimbangi perbaikan. Lihat saja remaja zaman sekarang, banyak yang hatinya rapuh dan galau karena tidak sanggup menahan guncangan cinta (Apa hubungannya sama lereng?!). Tidak terkecuali dengan tanah lereng yang saat ini banyak sekali gundul karena berubah fungsi tanpa pepohonan sebagai motivator untuk tetap bertahan. (Motivator?!). Hati-hati bagi yang sudah merubah tanah lereng, dan segeralah lakukan perbaikan dengan penanaman pohon yang akarnya kuat bersama-sama (Ayo cepetan! Demi lingkungan dan diri kita, loh...).
Jika sudah terlanjur menggarap lahan di tanah lereng atau tebing, buatlah lahan tersebut bebentuk tingkat seperti tangga (Terasering) disertai drainase yang baik. Hal tersebut sangat berguna ketika hujan deras turun dimana aliran air di permukaan tanah akan mengalir dengan baik tanpa memberikan tekanan yang berat bagi permukaan tanah. Kalau digambarkan, derasnya air hujan itu bagaikan pukulan maut, dimana bentuk tanah dan drainase itu sebagai jurus Tai chi yang akan mengalirkan pukulan itu agar bisa dilumpuhkan, begitu kira-kira. (Gambaran, apaan!? Ente bahas bencana atau film kung fu? Hahaha...)
Kedua : Jangan Mendirikan Rumah di Bawah Tebing!
Untuk teman-teman yang rumahnya tepat di bawah tebing atau di atas lereng. Alangkah baiknya disaat cuaca ekstrim seperti saat ini, sebagai pencegahan mengungsilah ke rumah saudara yang kira-kira berada di wilayah aman. Untuk teman-teman yang berada di wilayah aman, jangan mengungsi, ya (Ya, iyalah...! Ngapain juga ngungsi kalau aman.), tetapi berikanlah tempat untuk saudara atau sahabatnya yang mengungsi.
Yang berencana mendirikan rumah di bawah tebing, sebaiknya diurungkan niatnya karena berbahaya! Carilah yang lebih aman. Perbandingannya, jika tebingnya tinggi 100 meter, maka rumah yang akan di bangun harus berjarak 250 meter dari kaki tebing. Walau sebenarnya kaki dan tangan tebing tidak bisa dibedakan, apalagi mukanya, hehe (Ckck..., Kagak lucu! Orang lagi pada serius), intinya yang paling bawah adalah kakinya (Ya, iyalahhh...!).
Saran dan himbauan memang seperti itu, tapi fakta dilapangan mungkin banyak terdapat kendala. Mungkin keuangan seseorang hanya bisa membeli tanah di bawah tebing atau turun temurun berdiam di tanah tersebut. Maka, silahkan bangunlah atau tinggalah disana, tetapi dimohon sering-sering mengecek tebing tersebut, dan jika dirasa mengkhawatirkan, segeralah mengungsi untuk sementara waktu. Selain itu, ajaklah warga sekitar tebing untuk bersama-sama menanam pohon di atas tebing tersebut. Awas, jangan pohon lumut! tapi pohon yang akarnya kuat, ya, seperti beringin putih misalnya. (Lumut!? Ckck.... minta dipasung nih, orang!)
Ketiga : Cintai Lereng dan Sayangi Tebing
Jangan tergiur dengan pepohonan cantik dan besar yang tumbuh di area lereng atau tebing, BIARKAN MEREKA HIDUP DAMAI DI SANA. Penyesalan itu selalu datang belakangan, kalau duluan berarti dia kecepetan, hehe (Apaan...?!). Keberadaan pohon-pohon itu akan sangat berguna sebagai penahan alami kesetabilan tanah, karena akar-akarnya akan saling bertemu dan membuat ikatan satu dengan lainnya dalam menguatkan tanah. Gambarannya seperti jaring.
Jangan membuat tebing menjadi tegak lurus karena kesetabilannya dalam menegakan dirinya akan goyah. Banyak sekali pengerukan tebing yang membuatnya menjadi tegak lurus, dan itu tidak bagus. Kaki tebing yang bentuknya sedikit lebih melebar dibandingkan atasnya berfungsi sebagai pondasi atau penahan alami. Sebagai contoh, tiang atau bangku, biasanya akan diberikan sedikit penahan berupa bentuk siku-siku di bagian bawahnya agar lebih kuat dalam menegakan dirinya.
Bagi petani, tanah gembur sangat bagus untuk ditanami, tetapi jangan tanah lereng atau tebing yang digemburkan, ya. Habaya! (Maksud perkataan orang aneh yang punya blog ini : Bahaya!)
Keempat : Hindari Membuat Rumah di Dekat Sungai!
Banyak sekali kejadian bencana banjir bandang yang menimpa pemukiman dekat sungai. Untuk yang berencana membuat, mohon diurungkan niatnya. Dan jika yang sudah terlanjur tinggal disana, alangkah baiknya untuk pidah ke tempat yang lebih aman mengingat keadaan alam saat ini yang sudah mengkhawatirkan. Logikanya, jika yang jauh dari sungai saja sering mengalami banjir apalagi yang dekat.
Mungkin pindah memberatkan hati, mengingat keadaan dari segi ekonomi atau historis seperti yang sudah saya singgung sebelumnya di poin atas. Untuk itu, bila keadaan sudah mengkhawatirkan tolong segera mengungsi ke rumah sanak saudara.
Ingat: Sungai yang kering kerontang di musim kemarau, dan meluap-luap di musim penghujan, harus diwaspadai karena menandakan keadaan alam yang sudah tidak baik dan bisa jadi berpotensi menghadirkan bencana banjir.
Kelima : Harus Selalu Waspada!
Nasihat nenek moyang kita yang terkenal sebagai peribahasa "Sedia payung sebelum hujan" hendaknya jangan diabaikan, karena ketika terlanjur basah waktu tidak bisa diulang kembali untuk mengeringkannya. Sebuah peribahasa yang menggambarkan kewaspadaan dan persiapan.
Disaat cuaca ekstrim dengan curah hujan yang deras dan angin yang kencang seperti saat ini, kewaspadaan harus ditingkatkan. Terutama yang tinggal di dekat sungai, tebing atau lereng, atau daerah lain yang mungkin berpotensi menghadirkan bencana alam alias tidak aman.
Dengan waspada membuat diri menjadi lebih berhati-hati, jeli membaca keadaan, dan siap melakukan perubahan. Contoh: ketika tahu bahwa sering terjadi banjir, maka bersama-sama membersihkan sampah di got-got atau gorong-gorong lingkungan sekitar dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.
Waspadalah... waspadalah... waspadalah...!
Keenam : Campur tangan Pemerintah sangat Dibutuhkan!
Tanpa campur tangan pemerintah, semuanya terasa hampa! (Betul...!)
Dengan bantuan mereka, penyuluhan bisa dilakukan kepada warga yang berniat ataupun sudah tinggal di wilayah yang rawan bencana. Begitu juga dengan peraturan, dimana mereka bisa menegakannya untuk melindungi lingkungan dari perubahan fungsi ataupun perusakan yang akan menyebabkan bencana dimasa hadapan.
Selain itu, mereka juga bisa melakukan perubahan atau perbaikan lingkungan dan infrastruktur yang rusak atau tatanannya sudah tidak sesuai dengan keadaan alam saat ini. Contoh: ajakan membuat biopori massal, membuat atau memperbaiki saluran air, membuat danau buatan untuk resapan air, penanaman pohon massal, dan lain sebagainya.
Begitupun setelah terjadi bencana, pemerintah adalah pemeran utama dalam membantu para korban, baik dari segi materi maupun psikologi.
Ketujuh : Jadilah Pribadi Yang Beriman!
Dari lubuk hati yang paling dalam setiap insan yang ada di muka bumi ini, pasti tahu hasil apa yang akan dipetik dari kekuatan keimanan seseorang bagi lingkungannya. Untuk penjelasan yang lebih detail dan kaya akan nilai, silahkan tanya para penyi’ar agama, ya, karena saya tidak bisa dan tidak mau menjelaskan panjang lebar sementara saya sendiri seorang manusia yang masih belajar dan butuh bimbingan dari para alim ulama. Ok, hehe. (Betul... betul... betul)
GIMANA? Info yang lumayan bagus kan? (Biasa aja) Segitu aja, ya. Itu sudah dirangkum serangkum-rangkumnya, hehe. Semoga bermanfaat di dalam kehidupan. (Amiin!)
Untuk yang sedang mengalami musibah di musim hujan yang ekstrim ini, semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan. Untuk yang diberikan kesehatan dan jauh dari musibah, mari bantu saudara-saudara kita yang membutuhkan dan jagalah selalu diri, keluarga, dan lingkungan demi Indonesia yanglebih baik.
Quote : Mari berubah jika sesuatu yang lebih baik masih sukar untuk diraih
By: Syams-X
0 komentar: