BENCI
Aku sangat membencimu. Mengapa kau memberiku senyuman
manis itu, hingga ku jatuh cinta padamu. Detik demi detik dan akhirnya satu
tahun kita memadu kasih tanpa diketahui orang tua kita. Jujur, aku sangat
membenci kebersamaan denganmu karena rasa sakit dan cintaku tak pernah bisa
hilang.
Aku tidak mengerti dengan kedua orangtua kita.
Mengapa mereka harus melarang cinta kita, padahal kita tidak melanggar apapun.
Sudah tidak terhitung berapa kali aku membaca ayat itu. Tetap saja, Tuhan tidak
mengharamkan cinta kita. Harus berapa kali aku berteriak kepada ayah dan ibuku
jika cinta kita halal.
Aku sangat membencimu. Disaat kita berjuang, kau
malah pergi meninggalkanku. Aku tahu, kau pasti bahagia mengalami kecelakaan
itu. Karena bisa terlepas dari beban cinta yang tak direstui. Sedangkan aku, harus
mengingatmu sepanjang waktu dan menikah dengan lelaki pilihan orangtuaku.
Aku sangat membencimu. Karena empat puluh tahun
lamanya aku berumah tangga, tak sedetikpun aku cinta pada suamiku. Yang ada
hanya kamu. Kamu. Dan kamu! Kau membuatku melakukan dosa itu, dosa sebagai
seorang istri yang hanya memikirkan lelaki lain.
Aiiih ... dramatis beut akang. Berat sekali kehidupan mbak itu... Sungguhan kah? Salam kunjungan.
BalasHapusGan monggo di seruput Teh Es atau Es Teh di entri terbaru saya.
Hehehe... saya aj yg nulisnya kasihan heehhehe...
BalasHapusokok kang, siap-siap heheehe